Diberdayakan oleh Blogger.

Macam-Macam Model Dalam Rekayasa Perangkat Lunak


1. Model Waterfall

1.     Penjelasan Model Waterfall



Waterfall ( Air Terjun ) adalah model yang dikembangkan untuk pengembangan perangkat lunak, membuat perangkat lunak. model berkembang secara sistematis dari satu tahap ke tahap lain dalam mode seperti air terjun.
Waterfall model pertama kali diperkenalkanoleh Winston Royce tahun 1970. Waterfall Model merupakan model klasik yang sederhana dengan aliran sistem yang linier.  Output dari setiap tahap merupakan input bagi tahap berikutnya.
Model ini telah diperoleh dari proses rekayasa lainnya dan menawarkan cara pembuatan rekayasa perangkat lunak secara lebih nyata.  Model ini melibatkan tim SQA (Software Quantity Assurance) dengan 5 tahapan, dimana setiap tahapan selalu dilakukan verifikasi atau testing.  Tahapan model waterfall meliputi :
Requirment,  Dalam tahapan ini jasa, kendala dan  tujuandari konsultasi dengan pengguna sistem.  Kemudian semuanya dibuat dalam bentuk yang dapat dimengerti oleh user dan staf pengembang.  Dengan kata lain, dalam tahapn ini dilakukan analisa kebutuhan, kemdian diverifikasi klien dan tim SQA.
Specification, Dokumentasi spesifikasi, kemudian diperiksa oleh tim SQA.  Selanjutnya jika disetujui oleh klien, maka dokumen tersebutmerupakan kontrak kerjaantaraklien dan pengembang s0ftware.  Selanjutnya merencanakan jadwal pengembangan software. Jika disetujui oleh SQA, tahap desain baru dilakukan.
Design, Proses design sistem membagi kebutuhan-kebutuhan menjadi sistem perangkat lunak atau perangkat keras.  Proses tersebut menghasilkan sebuah arsitektur keseluruhan. Desain perangkat lunak termasuk menghasilkan fungsi sistem perangkatlunak dalam bentuk yang mungkin ditransformasi kedalam satu atau lebih program yang dapat dijalankan.  Tahapan ini telah menentukan alur software hingga pada tahap algoritma detail.  Di akhir tahap ini, kembali diperksa tim SQA.
Implementation, Selama tahap ini, desain perangkat lunak disadari sebagai sebuah program lengkap atau unit program.  Desain yang telah disetujui, diubah dalam bentuk kode-kode program.  Tahap ini, kode-kode program yang dihasilkan masih pada tahap modul-modul. Diakhir tahap ini, tiap modul di testing tanpa diintegrasikan.
Integration, Unit program diintegrasikan dandiuji menjadi sistem yang lengkap untuk meyakinkan bahwa persyaratan perangkat lunak telah dipenuhi.  Setelah uji coba, sistem disampaikan ke konsumen.
Operaton mode & retirement, Normalnya, ini adalah tahap yang terpanjang.  Sistem dipasang dan digunakan. Pemeliharaan termasuk pembetulan kesalahan yang tidak ditemukan pada langkah sebelumnya.  Perbaikan inmplementasi unit sistem dan peningkatan jasa sistem sebagai kebutuhan baru ditemukan. Setiap tahap dari modelini menggunakan Document Drivent, yaitu tahap selanjutnya selalu bekerja berdasarkan dokumen yang telah diberikan sebelumnya. Tahapan pada waterfall model tidak akan selesai jika tidak disetujui SQA.  Modifikasi pada tahap tertentu (tidak sesuai dengan dokumen sebelumnya), proses harus kembali pada tahap sebelumnya untuk penyesuaian dan peninjauan ulang. Masalah-masalah selama resolusi selanjutnya, dibiarkan atau diprogram.  Pemberhentian yang prematur dari persyaratan akan berarti bahwa sistem tidak akan sesuai dengan keinginan user Masalah pendekatan waterfall adalah ketidakluwasaan pembagian proyek ke dalam langkah yang jelas/nyata.  Sistem yang disampaikan kadang-kadang tidak dapat digunakan sesuai keinginan konsumen.  Namun demikian, model waterfall mencerminkan kepraktisan rekayasa.  Konsekuensinya, model proses perangkat lunak yang berdasarkan pada pendekatan ini, digunakan dalam pengembangan sistem perangkat lunak dan hardware yang luas.

2.      Kelebihan Model Waterfall
·         Model pengembangan paling handal dan paling lama digunakan.
·         Cocok untuk system software berskala besar.
·         Cocok untuk system software yang bersifat generic.
·         Pengerjaan project system akan terjadwal dengan baik dan mudah dikontrol.

3.      Kekurangan Model Waterfall
·         Waktu pengembangan lama. hal ini dikarenakan input tahap berikutnya adalah output dari tahap sebelumnya. Jika satu tahap waktunya telat, maka waktu keseluruhan pengembangan juga ikut telat.
·         Biaya juga mahal, hal ini juga dikarenakan waktu pengembangan yang lama
·         Terkadang perangkat lunak yang dihasilkan tidak akan digunakan karena sudah tidak sesuai dengan requirement bisnis customer. hal ini juga dikarenakan waktu pengembangan yang lama. selain itu dikarenakan waterfall merupakan aliran yang linear, sehingga jika requirement berubah proses tidak dapat diulang lagi.
·         Karena tahap-tahapan pada waterfall tidak dapat berulang, maka model ini tidak cocok untuk pemodelan pengembangan sebuah proyek yang memiliki kompleksitas tinggi.
·         Meskipun waterfall memiliki banyak kelemahan yang dinilai cukup fatal, namun model ini merupakan dasar bagi model-model lain yang dikembangkan setelahnya.

4.      Contoh kasus atau Software Model Waterfall
Contoh dari penerapan model pengembangan ini adalah pembuatan program pendaftaran online ke suatu Instansi Pendidikan. Program ini akan sangat membantu dalam proses pendaftaran, karena dapat meng-efektifkan waktu serta pendaftar tidak perlu repot-repot langsung mendatangi Instansi Pendidikan. Teknisnya adalah sebagai berikut :
Sistem program untuk pendaftaran dibuat menggunakan bahasa pemrograman PHP, dengan Sistem Database yang dibuat menggunakan MySQL, dan diterapkan (diaplikasikan) pada PC (personal computer) dengan sistem operasi berbasis Microsoft Windows, Linux, dan sebagainya.
Setelah program selesai dibuat dan kemudian dipergunakan oleh user, programmer akan memelihara serta menambah atau menyesuaikan program dengan kebutuhan serta kondisi user.

2. Model RAD (Rapid Aplication Development)

1.     Penjelasan Model RAD (Rapid Aplication Development)



Rapid application development (RAD) atau rapid prototyping adalah model proses pembangunan perangkat lunak yang tergolong dalam teknik incremental (bertingkat). RAD menekankan pada siklus pembangunan pendek, singkat, dan cepat. Waktu yang singkat adalah batasan yang penting untuk model ini. Rapid application development menggunakan metode iteratif (berulang) dalam mengembangkan sistem di mana working model (model bekerja) sistem dikonstruksikan di awal tahap pengembangan dengan tujuan menetapkan kebutuhan (requirement) user dan selanjutnya disingkirkan. Working model digunakan kadang-kadang saja sebagai basis desain dan implementasi sistem final.
Jika keutuhan yang diinginkan pada tahap analisis kebutuhan telah lengkap dan jelas, maka waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan secara lengkap perangkat lunak yang dibuat adalah berkisar 60 sampai 90 hari. Model RAD hampir sama dengan model waterfall, bedanya siklus pengembangan yang ditempuh model ini sangat pendek dengan penerapan teknik yang cepat.
Sistem dibagi-bagi menjadi beberapa modul dan dikerjakan beberapa tim dalam waktu yang hampir bersamaan dalam waktu yang sudah ditentukan. Model ini melibatkan banyak tim, dan setiap tim mengerjakan tugas yang selevel, namun berbeda. Sesuai dengan pembagian modul sistem.


2.      Kelebihan Model RAD (Rapid Aplication Development)
·         Setiap fungsi mayor dapat dimodulkan dalam waktu tertentu kurang dari 3 bulan dan dapat dibicarakan oleh tim RAD yang terpisah dan kemudian diintegrasikan sehingga waktunya lebih efisien.
·         RAD mengikuti tahap pengembangan sistem seperti umumnya, tetapi mempunyai kemampuan untuk menggunakan kembali komponen yang ada sehingga pengembang tidak perlu membuat dari awal lagi dan waktu yang lebih singkat.
·         Model ini cocok untuk proyek dengan skala besar.




3.      Kekurangan Model RAD (Rapid Aplication Development)
·         Model RAD memerlukan sumber daya yang cukup besar, terutama untuk proyek dengan skala besar.
·         penghalusan dan penggabungan dari beberapa tim di akhir proses sangat diperlukan dan ini memerlukan kerja keras.
·         proyek bisa gagal karena waktu yang disepakati tidak dipenuhi
·         risiko teknis yang tinggi juga kurang cocok untuk model ini.

4.      Contoh kasus atau Software Model RAD (Rapid Aplication Development)
Karena model rad adalah pengembangan dari waterfall maka contoh penerapannya hampir sama dengan model waterfall hanya saja ada hal yang lebih baik dari model sebelumnya dengan penerapannya berupa :
·         Component based construction (pemrograman berbasis komponen bukan prosedural).
·         Penekanan pada penggunaan ulang (reuse) komponen perangkat lunak yang telah ada.
·         Pembangkitan kode program otomatis/semi otomatis.
·         Multiple team (banyak tim), tiap tim menyelesaikan satu tugas yang selevel tapi tidak sama. Banyaknya tim tergantung dari area dan kompleksitasnya sistem yang dibangun.

3. Model V

1.     
Penjelasan Model V




Model V merupakan perluasan dari model waterfall. Disebut sebagai perluasan karena tahap-tahapnya mirip dengan yang yang dalam model waterfall. Jika dalam model waterfall proses dijalankan secara linier, maka dalam model V proses dalikukan bercabang dalam model V ini digambarkan hubungan antara tahap pengembangan software dengan tahap pengujiannya.
Bisa dikatakan model ini merupakan perluasan dari model waterfall. Disebut sebagai perluasan karena tahap-tahapnya mirip dengan yang terdapat dalam model waterfall. Jika dalam model waterfall proses dijalankan secara linear, maka dalam model V proses dilakukan bercabang. Dalam model V ini digambarkan hubungan antara tahap pengembangan software dengan tahap pengujiannya. 

2.      Kelebihan Model V
·         V Model sangat fleksibel. V Model mendukung project tailoring dan penambahan dan pengurangan method dan tool secara dinamik. Akibatnya sangat mudah untuk melakukan tailoring pada V Model agar sesuai dengan suatu proyek tertentu dan sangat mudah untuk menambahkan method dan tool baru atau menghilangkan method dan tool yang dianggap sudah obsolete.
·         V Model dikembangkan dan di-maintain oleh publik. User dari V Model berpartisipasi dalam change control board yang memproses semua change request terhadap V Model.

3.      Kekurangan Model V
·         V Model adalah model yang project oriented sehingga hanya bisa digunakan sekali dalam suatu proyek.
·         V Model terlalu fleksibel dalam arti ada beberapa activity dalam V Model yang digambarkan terlalu abstrak sehingga tidak bisa diketahui dengan jelas apa yang termasuk dalam activity tersebut dan apa yang tidak.
·         Asumsi yang digunakan adalah requirement bersifat tetap dan tidak berubah
·         Requirement dan rancangan tidak diverifikasi
·         Pada setiap fase terdapat peluang error. Pada V-model, fase validasi pertama dilakukan setelah desain modul selesai sehingga jika terjadi error atau kesalahan, maka pihak pengembang software sudah terlanjur bekerja cukup jauh.

4.      Contoh Software Model V
V Model digunakan dalam proyek teknologi informasi di negara Jerman. Hal ini berlaku terutama untuk proyek teknologi informasi pada pada sektor pertahanan negara Jerman. Selain itu, V Model juga digunakan oleh software developer negara Jerman untuk proyek teknologi informasi lain.

4. Model Incremental

1.      Penjelasan Model Incremental


Incremental model adalah model pengembangan sistem pada software engineering berdasarkan requirement software yang dipecah menjadi beberapa fungsi atau bagian sehingga model pengembangannya secara bertahap. dilain pihak ada mengartikan model incremental sebagai  perbaikan dari model waterfall dan sebagai standar pendekatan topdown. Layaknya Model Waterfall, model ini pun juga memiliki tahapan tahapan untuk perancangan perangkat lunaknya, yaitu: 
Requirement , Requirment adalah proses tahapan awal yang dilakukan pada incremental model adalah penentuan kebutuhan atau analisis kebutuhan.
Specification, Specification adalah proses spesifikasi dimana menggunakan analisis kebutuhan sebagai acuannya.
Architecture Design, adalah tahap selanjutnya, perancangan software yang terbuka agar dapat diterapkan sistem pembangunan per-bagian pada tahapan selanjutnya.
Code setelah melakukan proses desain selanjutnya ada pengkodean.
Test merupakan tahap pengujian dalam model ini. 

2.      Kelebihan Model Incremental
·         Merupakan model dengan manajemen yang sederhana
·         Pelanggan tidak perlu menunggu sampai seluruh system dikirim untuk mengambil keuntungan dari system tersebut. Inkremen yang pertama sudah memenuhi persyaratan mereka yang paling kritis, sehingga perangkat lunak dapat segera digunakan.
·         Pelanggan dapat memakai inkremen yang pertama sebagai bentuk prototype dan mendapatkan pengalaman yang dapat menginformasikan persyaratan untuk inkremen system berikutnya
·         Nilai penggunaan dapat ditentukan pada setiap increment sehingga fungsionalitas sistem disediakan lebih awal.
·         Memiliki risiko lebih rendah terhadap keseluruhan pengembagan sistem,
·         Prioritas tertinggi pada pelayanan sistem adalah yang paling diuji

3.      Kekurangan Model Incremental
·         Inkremen harus relative lebih kecil (tidak lebih dari 20.000 baris kode) dan setiap inkremen harus menyediakan sebagian dari fungsional system
·         Adanya kesulitan untuk memetakan persyaratan pelanggan pada inkremen dengan ukuran yang benar.
·         kemungkinan tiap bagian tidak dapat diintegrasikan
·         Dapat menjadi build and Fix Model, karena kemampuannya untuk selalu mendapat perubahan selama proses rekayasa berlangsung
·         Harus Open Architecture
·         Mungkin terjadi kesulitan untuk memetakan kebutuhan pengguna ke dalam rencana spesifikasi masing-masing hasil increment.

4.      Contoh Software Model Incremental
Perangkat lunak pengolah kata yang dikembangkan dengan menggunakan paradigma pertambahan akan menyampaikan manajemen file, editing, serta fungsi penghasilan dokumen pada pertambahan pertama, dan selanjutnya. Pertambahan pertama dapat disebut sebagai produk inti (core product).  Dan pada pertambahan selanjutnya, produk inti akan dikembangkan terus hingga menghasilkan produk jadi yang siap untuk digunakan/dipasarkan

5. Model Spiral

1.     
Penjelasan Model Spiral


Model Spiral ditemukan yaitu pada sekitar tahun 1988 oleh Barry Boehm pada artikel A Spiral Model of Software Development and Enhancement.
Spiral model adalah salah satu bentuk evolusi yang menggunakan metode iterasi natural yang dimiliki oleh model prototyping dan digabungkan dengan aspek sistimatis yang dikembangkan dengan model waterfall. Tahap desain umumnya digunakan pada model Waterfall, sedangkan tahap prototyping adalah suatu model dimana software dibuat prototype (incomplete model), “blue-print”-nya, atau contohnya dan ditunjukkan ke user / customer untuk mendapatkan feedback-nya. Jika prototype-nya sudah sesuai dengan keinginan user / customer, maka proses SE dilanjutkan dengan membuat produk sesungguhnya dengan menambah dan memperbaiki kekurangan dari prototype tadi.
Model spiral dibagi menjadi sejumlah aktifitas kerangka kerja, disebut juga wilayah tugas, diantara tiga sampai enam wilayah tugas, yaitu :
·         Komunikasi Pelanggan (Customer Communication)
tugas yang dibutuhkan untuk membangun komunikasi yang efektif di antarapengembangan dan pelanggan
·         Perencanaan (Planning)
tugas yang dibutuhkan untuk mendefinisikan sumber daya, ketepatanwaktu, dan proyek informasi lain yang berhubungan
·         Analisis Risiko (Risk Analysis)
tugas yang dibutuhkan untuk menaksir risiko-risiko, baik manajemen maupunteknis.
·         Perekayasaan (Engineering)
tugas yang dibutuhkan untuk membangun satu atau lebih representasi dariaplikasi tersebut.
·         Konstruksi dan peluncuran (Construction and Release)
tugas yang dibutuhkan untuk mengkonstruksi, menguji, memasang (instal) danmemberikan pelayanan kepada pemakai (contohnya pelatihan dan dokumentasi).
·         Evaluasi pelanggan (Customer Evaluation)
Tugas yang dibutuhkan untuk memperoleh umpan balik dari pelanggan dengandidasarkan pada evaluasi  representasi software, yang dibuat selama masa perekayasaan,dan diimplementasikan selama masa pemasangan.

2.      Kelebihan Model Spiral
·         sangat baik digunakan untuk Pengembangan system software dengan skala besar
·         progress perkembangan dari SE dapat dipantau oleh kedua belah pihak baik developer maupun user / costumer, sehingga mereka mengerti dengan baik mengenai software ini begitu juga dengan resiko yang mungkin didapat pada setiap aktivitas yang dilakukan.
·         analisis resiko sehingga resiko tersebut dapat direduksi sebelum menjadi suatu masalah masalah besar yang dapat menghambat SE.

3.      Kekurangan Model Spiral
·         ada padamasalah pemikiran user / customer di mana mereka pada umumnya tidak yakin bahwa pendekatan evolusioner ini dapat terus dalam ambang control yang bagus.
·         Dibutuhkan kombinasi kemampuan manajerial dan teknis tersendiri untuk mengontrol model ini sehingga dengan sendirinya dapat meyakinkan user / customer tersebut.
·         Mengenai analisis resiko yang terdapat pada model ini dibutuhkan kemampuan expert tersendiri agar tahap ini dapat berjalan dengan baik.

4.      Contoh Software Model Spiral
Model Spiral/Boehm sangat cocok diterapkan untuk pengembangan sistem dan perangkat lunak skala besar di mana pengembang dan pemakai dapat lebih mudah memahami kondisi pada setiap tahapan dan bereaksi terhadap kemungkinan terjadinya kesalahan. Selain itu, diharapkan juga waktu dan dana yang tersedia cukup memadai.

6. Model Prototype

1.     
Penjelasan Model Prototype


prototyping model adalah salah satu model sederhana pembuatan software yang dimana mengijinkan pengguna memiliki suatu gambaran awal/dasar tentang program serta melakukan pengujian awal yang didasarkan pada konsep model kerja(working model).
Tahapan-tahapan dalam Prototyping adalah sebagai berikut:
Pengumpulan kebutuhan, Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat.
Membangun prototyping, Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berfokus pada penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan format output).
Evaluasi protoptyping, Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai dengan keinginann pelanggan. Jika sudah sesuai maka langkah 4 akan diambil. Jika tidak prototyping direvisi dengan mengulang langkah 1, 2 , dan 3.
Mengkodekan system, Dalam tahap ini prototyping yang sudah di sepakati diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai.
Menguji system, Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, harus dites dahulu sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan White Box, Black Box, Basis Path, pengujian arsitektur dan lain-lain.
Evaluasi Sistem, Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang diharapkan. Jika ya, langkah 7 dilakukan; jika tidak, ulangi langkah 4 dan 5.
Menggunakan system, Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan.

2.      Kelebihan Model Prototype
·         Komunikasi akan terjalin baik antara pengembang dan pelanggan.
·         Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan setiap pelanggannya.
·         Pelanggan berperan aktif dalam proses pengembangan sistem.
·         Lebih menghemat waktu dalam pengembangan sistem.
·         Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang diharapkannya

3.      Kekurangan Model Prototype
·         Pelanggan kadang tidak melihat atau menyadari bahwa perangkat lunak yang ada belum mencantumkan kualitas perangkat lunak secara keseluruhan dan juga belum memikirkan kemampuan pemeliharaan untuk jangka waktu lama.
·         Pengembang biasanya ingin cepat menyelesaikan proyek sehingga menggunakan algoritma dan bahasa pemrograman yang sederhana untuk membuat prototyping lebih cepat selesai tanpa memikirkan lebih lanjut bahwa program tersebut hanya merupakan sebuah kerangka kerja(blueprint) dari sistem.
·         Hubungan pelanggan dengan komputer yang disediakan mungkin tidak mencerminkan teknik perancangan yang baik dan benar.

4.      Contoh Software Model Prototype
Sebuah rumah sakit ingin membuat aplikasi sistem database untuk pendataan pasiennya. Seorang atau sekelompok programmer akan melakukan identifikasi mengenai apa saja yang dibutuhkan oleh pelanggan, dan bagaimana model kerja program tersebut. Kemudian dilakukan rancangan program yang diujikan kepada pelanggan. Hasil/penilaian dari pelanggan dievaluasi, dan analisis kebutuhan pemakai kembali di lakukan.

7. Model Concurrent

1.      Penjelasan Model Concurrent

Model ini disebut juga dengan concurrent engineering yang dapat digambarkan secara skematik sebagai serial dari kegiatan teknis utama, tugas-tugas, dan hubungan antar bagian-bagian yang saling terkait di mana aktifitas analisa seperti desain/rancangan atau komunikasi pelanggan dapat diskemakan dengan cara yang sama.
Pada model ini aktifitas kerja dilakukan secara bersamaan, setiap proses kerja memiliki beberapa pemicu kerja dari aktifitas. Pemicu dapat berasal dari awal proses kerja maupun dari pemicu yang lain karena setiap pemicu akan saling berhubungan. Misalnya proses desain akan berubah atau dihentikan sementara karena ada perubahan permintaan kebutuhan dari customer.

2.      Kelebihan Model Concurrent
Hasil yang di dapat akan menghasilkan suatu sistem yang sangat baik karena terdapat perancangan yang terjadi secara besar dan terencana secara matang.

3.      Kekurangan Model Concurrent
Memungkinkan terjadinya perubahan besar-besaran, maka akan membuat biaya dan waktu yang diperlukan membengkak.

4.      Contoh Software Model Concurrent
Model proses yang konkuren sering digunakan sebagai paradigma untuk pengembangan dari client/server11 aplikasi (Bab 28). Seorang klien / server yang terdiri sistem dari serangkaian komponen fungsional. Ketika diterapkan ke klien / server, model proses concurrent mendefinisikan kegiatan dalam dua dimensi [SHE94]: sebuah sistem dimensi dan dimensi komponen. Masalah tingkat sistem ditangani dengan menggunakan tiga kegiatan: desain, perakitan, dan penggunaan. 


REFERENSI


·         Materi Kuliah Rekayasa Perangkat Lunak Universitas Pasundan
·         https://trisnowlaharwetan.wordpress.com/2010/02/07/waterfall-sebagai-model-rekayasa-perangkat-lunak/
·         http://evafinufa25.blogspot.com/2013/04/rpl-tentang-model-waterfall.html
·         https://id.wikipedia.org/wiki/Rapid_application_development
·         http://helmiap-hellboyz.blogspot.co.id/2011/09/metode-rad.html
·         https://www.google.co.id/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjDo4mml7nPAhXIMI8KHWivAFoQjB0IBg&url=https%3A%2F%2Fraytenimanuel.wordpress.com%2F2013%2F01%2F23%2Fpengertian-waterfall%2F&bvm=bv.134495766,d.c2I&psig=AFQjCNG2ejDZobHSffcFXhl08UABqQ2QZg&ust=1475396656072764
·         http://zickyihsan.blogspot.co.id/2014/11/v-model
·         http://erniwijayanti07.blogspot.co.id/2013/07/vmodel.html
·         http://artikelsayasaja.blogspot.co.id/2011/09/incremental-model-adalah-model.html
·         http://helmiap-hellboyz.blogspot.co.id/2011/09/metode-incremental.html
·         http://en.wikipedia.org/wiki/Spiral_model
·         http://www.sony-ak.com/articles/4/software_dev_method.php
·         https://hansiaditya.wordpress.com/2007/09/25/spiral-model/
·         http://slametw88.blogspot.co.id/2015/01/sistem-informasi-manajemen-spiral-model_62.html
·         http://hardlogicom.blog.widyatama.ac.id/2015/02/15/proses-rekayasa-perangkat-lunak-menggunakan-model-prototype/
·         http://rizalloa.ilearning.me/?p=132
·         http://www.scribd.com/doc/51770273/Model-Prototype-dalam-Rekayasa-Perangkat-Lunak
·         http://id.wikipedia.org/wiki/Pengembangan_perangkat_lunak
·         http://www.scribd.com/doc/58298607/Pengertian-Prototype
·         http://zacha.blog.ugm.ac.id/2011/03/09/prototyping-model/
·         http://www.willysaef.com/2011/10/29/memahami-fase-pengembangan-perangkat-lunak/
·         http://fitraexact.blogspot.com/2013/08/tugas-i-paradigma-pengembangan.html
·         http://www.materi-it.com/2014/11/mengenal-concurrent-development-model.html?id-ID
·         http://yanaadhesta.blogspot.co.id/2013/05/v-behaviorurldefaultvmlo_9.html
·         http://www.angon.co.id/news/uncategorized/model-model-pengembangan-perangkat-lunak-beserta-contoh-penerapannya
·         http://lindahadi.blogspot.co.id/2009/03/v-model.html
·         http://cumadaniel.blogspot.co.id/2012/01/model-pengembangan-perangkat-lunak.html

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS